Sabtu, 18 Mei 2013

KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUALITAS DAN KEADILAN GENDER



KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI SEKSUALITAS DAN KEADILAN GENDER

1.                  Pengertian Seks , Seksualitas & Gender
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan.
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006).
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis (BKKBN, 2006). Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks (BKKBN, 2006). Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual (BKKBN, 2006). Dimensi kultural menunjukan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat (BKKBN, 2006). (1)
Kata gender berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin. Dalam Webster’s New World, gender diartikan sebagai “perbedaan yang tampak anatara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku”. Sedangkan dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah “suatu konsep cultural yang berupaya membuat pembedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakteristik emosional anatara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. (2)



2.                  Budaya yang Mempengaruhi Gender
1. Sebagian besar masyarakat banyak dianut kepercayaan yang salah tentang apa arti menjadi seorang wanita, dengan akibat yang berbahaya bagi kesehatan wanita.
2. Setiap masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alas an hanya karena mereka dilahirkan sebagai wanita/pria.
3. Gender dan kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya adalah hasil rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan dan merawat anak adalah dianggap sebagai “kegiatan wanita”.
4. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain diseluruh dunia, tergantung pada kebiasaan, hokum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
5. Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat, tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya.
6. Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari. (3)

3.                  Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender adalah adanya perbedaan, pengecualian/pembatasan yang dibuat berdasarkan peran dan norma gender yang dikonstruksi secara social yang mencegah seseorang untuk menikmati HAM secara penuh.
            Bentuk diskriminasi yang timbul:
1. Menginginkan anak laki-laki daripada perempuan
2. Tidak punya hak hukum dan kekuasaan
3. Terlalu banyak anak dan terlalu sering melahirkan

4.                  Dampak Gender
1.      Rendahnya tingkat pendidikan perempuan 64,5% usia >10 tahun tamat SD (putus sekolah), tamat SD atau tidak sekolah sama sekali, bahkan dari 43,9%  yang buta huruf, 79,6% buta huruf adalah perempuan.
2.      67% perempuan bekerja pada sektor informal seperti pembantu rumah tangga, TKW, dan pekerja seks.
3.      Rendahnya partisipasi politik perempuan, yaitu hanya 8,8% yang duduk di DPR RI
4.      Tingginya angka kematian ibu melahirkan berkisar 350-750 per 100.000
5.      Hukum-hukum bias gender: undang-undang perkawinan no 1/1974, perda berbasis agama dan budaya tertentu.(7).

5.                  Seksualitas berdasarkan kerangka berfikir dixon muller ada 4 aspek yaitu:
a.      Pasangan seksual
Adalah segala informasi yang terkait dengan partner sexual, terdiri dari elemen-elemen tersebut sbb:
*      jumlah pasangan sex, saat ini maupun dimasa lampau, baik terikat pernikahan
maupun tidak.
*      Lama suatu hubungan (Sexual):1x,3 bulan,1 tahun
*      Latar belakang suatu hubungan :sukarela, dipaksa, terpaksa

b.      Tindakan seksual
*      Naluri alamiah(hubungan sesama atau berbeda jenis, penetrasi, non penetrasi,anal, oral, dst)
*      Frekwensi (seberapa sering)
*      Latar belakang sutu hubungan (terpaksa, sukarela, suka sama suka)
c.       Makna seksual
Merupakan pemikiran, perilaku dan kondisi seksual yang diinterpretasikan menurut budaya setempat, misalnya:
*      Perempuan tidak boleh agresif dan harus mempertahankan keperawanannya sebelum menikah.
*      Laki-laki dikatakan jantan, bila mampu menunjukan dominasi terhadap
Perempuan
d.      Dorongan dan kenikmatan seksual
*      pembentukan identitas seksual
*      kondisi yang membentuk dorongan dsexual
*      persepsi tentang kenikmatan sexual. (4)

6.                  Status Sosial, Nilai & Peran Perempuan
Status adalah kedudukan seseorang dalam keluarga dan masyarakat. Status social wanita adalah kedudukan wanita yang akan mempengaruhi bagaimana wanita diperlakukan, dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan. Nilai dan kedudukan wanita saat ini yaitu wanita mempunyai kedudukan khusus didunia yang dapat sejajar dengan laki-laki karena sebenarnya dimata Tuhan tidak ada perbedaan antara wanita dengan laki-laki karena posisinya seorang wanita dapat menjadi penyebab keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan.
Nilai wanita
Tata nilai sosial
1. norma kemurnian dan kesucian
2. norma kesucian pikiran
3. budaya perkawinan
4. budaya reproduksi
5. homoseksualitas
Hak yang dimiliki seorang wanita dan laki-laki adalah sama yaitu hak untuk hidup dihargai, dihormati, pintar dan maju, mencapai cita-cita dan hak mendasar lainnya, dengan hak tersebut mereka diakui sebagai kaum yang sejajar dengan lakilaki,bukan sebagai pesaing melainkan sebagai mitra
Peran wanita
Peran wanita lainnya adalah:
a) Peran Biologis
Melahirkan dan Menyusui
b) Peran Sosial
mendidik anak
mengelola dan merawat kebersihan rumah
sosialisasi dirumah
Pendekatan yang dipakai adalah prinsip non diskriminatif dan persamaan menuju
kesetaraan. (4)

7.                  Seksualitas & Mitos-mitos   
a.      Ukuran Alat Vital Pengaruhi Kenikmatan
Namun menurut Buffman, mitos itu tak selamanya benar. Tapi yang terpenting adalah bagaimana pasangan mengenali tubuhnya dengan baik, sehingga dapat memilih gaya bercinta apa yang paling tepat bagi mereka.
b.      Nafsu Seks Pria Lebih Besar Ketimbang Wanita
Wanita pun memiliki hasrat seksual yang sama dengan pria. Sebaliknya, pria juga bisa kehilangan hasrat seksualnya karena alasan yang sama dengan wanita. Misalnya stres, keletihan, kurang percaya diri, dan sebagainya.
c.       Berhubungan seks dengan pacar merupakan bukti cinta
Faktanya, berhubungan seks bukan cara untuk menunjukan kasih sayang pada saat masih pacaran, melainkan karena disebabkan adanya dorongan seksual yang tidak terkontrol dan keinginan untuk mencoba-coba. Rasa sayang kita dengan pacar bisa ditunjukkan dengan cara lain.
d.      Hubungan seks pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina
Faktanya, tidak selalu hubungan seks yang pertama kali itu keliahatan berdarah. Apabila komunikasi seksual terjalin dengan baik dan hubungan seksual dilakukan dalam keadaan siap dan disertai foreplay yang cukup bisa tidak memunculkan adanya perdarahan.
e.       Loncat-loncat setelah berhubungan seks tidak akan menyebabkan kehamilan
Faktanya, ketika spermatozoa sudah memasuki vagina, maka spermatozoa akan mencari sel telur yang telah matang untuk dibuahi. Loncat-loncat tidak akan mengeluarkan spermatozoa. Jadi, tetap ada kemungkinan untuk terjadinya pembuahan atau kehamilan.
f.       Selaput dara yang robek berarti sudah pernah melakukan hubungan seksual atau tidak perawan lagi
Faktanya tidak selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang dapat meregang dan robek karena beberapa hal. Selain karena melakukan hubungan seks, selaput dara juga bisa robek karena melakukan olah raga tertentu seperti naik sepeda dan berkuda. Karena itu, robeknya selaput dara belum tentu karena hubungan seks, malah ada juga perempuan yang sudah menikah dan berhubungan seks berkali-kali tapi selaput daranya masih utuh dan tidak koyak karena selaput daranya elastis.
g.      Keperawanan dapat ditebak dari cara berjalan dan bentuk pinggul
h.      Perempuan yang berdada besar dorongan seksualnya besar
Faktanya tidak seperti itu. Secara medis, tidak ada hubungan langsung antara ukuran payudara dengan dorongan seksual seseorang. Dorongan seksual itu ditentukan oleh kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman seksual (melihat, mendengar, atau merasakan suatu rangsangan seksual).(5)

DAFTAR PUSTAKA
1.      creasoft.files.wordpress.com/2008/04/1seksualitas.pdf
Dikutip pada tanggal 10 April 2013
2.      repository.upi.edu/operator/upload/s_pls_0709018_chapter2.pdf
3.      Dikutip pada tanggal 10 April 2013
Dikutip pada tanggal 10 April 2013
5.      elearning.baktiinangpersada.ac.id/download.php?id_file...pdf.
Dikutip pada tanggal 10 April 2013
Dikutip pada tanggal 10 April 2013
Dikutip pada tanggal 10 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar