1.1
Defenisi
Abortus
didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar
kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur kehamilan kurang
dari 28 minggu (Manuaba, 1998 : 214).
Abortus adalah
berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup diluar kandungan (Sarwono, 2006).
1.2
Etiologi
Beberapa factor yang dapat menyebabkan
abortus antara lain :
1.
Faktor janin, factor janin penyebab keguguran adalah
kelainan genetic, factor yang sering dijumpai adalah gangguan pertumbuhan
zigot, embrio, janin atau plasenta.
2.
Faktor ibu
a.
Kelainan endokrin, misalnya kekurang tiroid
b.
Faktor Kekebalan, contohnya lupus
c.
Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar
air, campak jerman.
d.
Kelemahan otot Rahim
e.
Kelaina bentuk Rahim
3.
Faktor Ayah, kelainan kromosom dan infeksi sperma
diduga dapat menyebabkan abortus.
4.
Faktor nutrisi, malnutrisi umum yang sangat berat
memiliki kemungkinan paling besar menjadi predisposisi abotus. Meskipun begitu,
belum ditemukan bukti yang menyatakan bahwa difisiensi salah satu/semua
nutrient dalam makanan merupakan suatu penyebab abortus yang penting.
5.
Obat-obat rekreasional, seperti tembakau dan alcohol.
6.
Faktor psikologis, dibuktikan bahwa ada hubungan
antar abortus yang berulang dengan keadaan mental akan tetapi belum dapat
dijelaskan sebabnya.
1.3
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua
basalis, diikuti nerloisi jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan
dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila pada kehamilan kurang dari 8
minggu, nilai khorialis belum menebus desidua serta mendalam sehingga hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Apabila 8-14 minggu villi khorialis
sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna
dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta. Pertadarahan tidak banyak
jika plasenta dan lengkap.
1.4
Jenis-jenis Abortus
1.
Arbotus
Spontan adalah pengertian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia
kehamilan 22 minggu). Tahap-tahap abortus spontan meliputi:
Abortus
Imminens (kehamilan dapat berlanjut)
Abortus
insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan
akan berkembang menjadi abortus inkomplit/komplit)
Abortus
inkomplit (sebagai hasil konsepsi telah
dikeluarkan)
Abortus
komplit ( seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan)
2.
Abortus
yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin
mencapai viabilitas.
3.
Abortus
tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal
atau keduanya.
4.
Abortus
septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi. Sepsis dapat
berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bahwa
setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi
jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran
hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus
tidak aman dengan menggunakan peralatan.
1.5
Penanganan
Jika dicurigai suatu abortus
tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya perlukaan
uterus, vagina dan usus dan lakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan
tumbuh-tumbuhan, obat-obat lokal, atau bahan lainnya.
a.
Abortus Imminens
Ø Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah
baring total.
Ø Jangan melakukan aktivitas fisik
berlebihan atau hubungan seksual.
Ø Jika perdarahan:
-
Berhenti:
lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan
terjadi lagi
-
Terus
berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemui
uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukan kehamilan
ganda atau mola
Tidak perlu terapi
hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (seperti salbutamol atau
indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah abortus.
b.
Abortus Insipien
Ø Jika usia kehamilan kurang dari 16
minggu, lakukan evakuasi uterus dengan aspirasi vakum manual (AVM) jika
evakuasi tidak dapat segera dilakukan:
-
Berikan
ergometrin 0,2 mg I.M.(dapat diulang sesudah 15 menit jika perlu) atau
misoprostol 400 mcg per oral (dapat
diulang sesudah 4 jam jika perlu)
-
Segera
lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
Ø Jika usia kehamilan lebih dari 16
minggu:
-
Tunggu
ekspulsi spontan hasil konsepsi, kemudian evakuasi sia-sia hasil konsepsi
-
Jika
perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V. (garam
fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit
untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
Ø Pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan.
c.
Abortus Inkomplit
Ø Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan
kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan
cunam ovum untuk mengeluarkan ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg I.M. atau misoprostol 400 mcg per oral.
Ø Jika perdarahan banyak atau terus
berlangsug dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil
konsepsi dengan:
-
Aspirasi
vakum manual (AVM) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan
kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia.
-
Jika
evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M. (diulangi
setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi
setelah 4 jam jika perlu).
Ø Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
-
Berikan
infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau ringer
laktat) dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
-
Jika
perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
-
Evakuasi
sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
Ø Pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan
d.
Abortus Komplit
Ø tidak perlu evakuasi lagi.
Ø Observasi untuk melihat adanya
perdarahan banyak.
Ø Pastikan untuk tetap memantau kondisi
ibu setelah penanganan.
Ø Apabila terdapat anemia sedang, berikan
tablet sulfas ferrosus 600 mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan
tranfusi darah.
Ø Konseling asuhan pasca keguguran dan
pemantauan lanjut.
1.6
Pemantauan Pasca abortus
Sebelum ibu diperbolehkan
pulang , beri tahu bahwa abortus spontan merupakan hal yang biasa
terjadi dan terjadi pada paling sedikit 15% (satu dari tujuh kehamilan) dari
seluruh kehamilan yang diketahui secara klinis. Berilah keyakinan akan
kemungkunan keberhasilan untuk kehamilan berikut kecuali jika terdapat sepsis
atau adanya penyebab abortus yang dapat mempunyai efek samping pada kehamilan
berikut (hal ini jarang terjadi).
Beberapa
wanita mungkin ingin hamil langsung setelah suatu abortus inkomplit. Ibu ini
sebaiknya diminta untuk menunda kehamilan berikut sampai ia benar-benarpulih.
Untuk ibu dengan riwayat abortus tidak aman, konseling merupakan hal yang
penting. Jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan,
beberapa metode kontrasepsi dapat segera dimulai (dalam waktu 7 hari) dengan
syarat:
a. Tidak terdapat komplikasi berat yang
membutuhkan penanganan lebih lnjut
b. Ibu menerima konseling dan bantuan
secukupnya dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai.
1.7
Kontrasepsi Pasca Aborsi
metode
|
Waktu
aplikasi
|
Keterangan
|
Kondom
|
Segera
|
Efektivitas
tergabung dari tingkat kedisiplinan pasien dapat mencegah PMS
|
Pil
Hormonal
|
Segera
|
Cukup
efektif tetapi perlu ketaatan pasien untuk minum pil secara teratur
|
Suntikan
|
Segera
|
Konseling
untuk pilihan hormon tunggul atau kombinasi
|
Implan
|
Segera
|
Jika
pasangan tersebut mempunyai satu anak atau lebih dan ingin kontrasepsi jangka
panjang
|
AKDR
|
Segera
atau setelah kondisi pasien pulih kembali
|
Tunda
insersi jika Hb kurang dari 7g/dl (anemia) atau jika dicurigai adanya infeksi
|
tubektomi
|
Segera
|
Sesuai
untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas. Jika dicurigai adanya
infeksi, ttunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika Hb kurang dari 7g/dl,
tunda sampai anemia telah diperbaiki sediakan metode alternatif (seperti
kondom)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar