Sabtu, 18 Mei 2013

ABORTUS



1.1         Defenisi
Abortus didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba, 1998 : 214).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Sarwono, 2006).

1.2         Etiologi
Beberapa factor yang dapat menyebabkan abortus antara lain :
1.             Faktor janin, factor janin penyebab keguguran adalah kelainan genetic, factor yang sering dijumpai adalah gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta.
2.             Faktor ibu
a.    Kelainan endokrin, misalnya kekurang tiroid
b.    Faktor Kekebalan, contohnya lupus
c.    Infeksi, diduga akibat beberapa virus seperti cacar air, campak jerman.
d.   Kelemahan otot Rahim
e.    Kelaina bentuk Rahim
3.             Faktor Ayah, kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga dapat menyebabkan abortus.
4.             Faktor nutrisi, malnutrisi umum yang sangat berat memiliki kemungkinan paling besar menjadi predisposisi abotus. Meskipun begitu, belum ditemukan bukti yang menyatakan bahwa difisiensi salah satu/semua nutrient dalam makanan merupakan suatu penyebab abortus yang penting.
5.             Obat-obat rekreasional, seperti tembakau dan alcohol.
6.             Faktor psikologis, dibuktikan bahwa ada hubungan antar abortus yang berulang dengan keadaan mental akan tetapi belum dapat dijelaskan sebabnya.

1.3         Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti nerloisi jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Sehingga menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Apabila pada kehamilan kurang dari 8 minggu, nilai khorialis belum menebus desidua serta mendalam sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Apabila 8-14 minggu villi khorialis sudah menembus terlalu dalam hingga plasenta tidak dapat dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan dari pada plasenta. Pertadarahan tidak banyak jika plasenta dan lengkap.

1.4         Jenis-jenis Abortus
1.             Arbotus Spontan adalah pengertian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22 minggu). Tahap-tahap abortus spontan meliputi:
Abortus Imminens (kehamilan dapat berlanjut)
Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi abortus inkomplit/komplit)
Abortus inkomplit (sebagai hasil konsepsi telah dikeluarkan)
Abortus komplit ( seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan)
2.             Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas.
3.             Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau keduanya.
4.             Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi. Sepsis dapat berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bahwa setelah abortus spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.

1.5         Penanganan
Jika dicurigai suatu abortus tidak aman terjadi, periksalah adanya tanda-tanda infeksi atau adanya perlukaan uterus, vagina dan usus dan lakukan irigasi vagina untuk mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, obat-obat lokal, atau bahan lainnya.
a.    Abortus Imminens
Ø Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.
Ø Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
Ø Jika perdarahan:
-       Berhenti: lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi
-       Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain. Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemui uterus yang lebih besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukan kehamilan ganda atau mola
Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik (seperti salbutamol atau indometasin) karena obat-obat ini tidak dapat mencegah abortus.
b.    Abortus Insipien
Ø Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, lakukan evakuasi uterus dengan aspirasi vakum manual (AVM) jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan:
-       Berikan ergometrin 0,2 mg I.M.(dapat diulang sesudah 15 menit jika perlu) atau misoprostol  400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam jika perlu)
-       Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
Ø Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu:
-       Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi, kemudian evakuasi sia-sia hasil konsepsi
-       Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
Ø Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
c.    Abortus Inkomplit
Ø Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg I.M. atau misoprostol 400 mcg per oral.
Ø Jika perdarahan banyak atau terus berlangsug dan usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan:
-       Aspirasi vakum manual (AVM) merupakan metode evakuasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
-       Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg I.M. (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam jika perlu).
Ø Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
-       Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan I.V. (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
-       Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg).
-       Evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
Ø Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
d.   Abortus Komplit
Ø tidak perlu evakuasi lagi.
Ø Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
Ø Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Ø Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan tranfusi darah.
Ø Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

1.6         Pemantauan Pasca abortus
Sebelum ibu diperbolehkan  pulang , beri tahu bahwa abortus spontan merupakan hal yang biasa terjadi dan terjadi pada paling sedikit 15% (satu dari tujuh kehamilan) dari seluruh kehamilan yang diketahui secara klinis. Berilah keyakinan akan kemungkunan keberhasilan untuk kehamilan berikut kecuali jika terdapat sepsis atau adanya penyebab abortus yang dapat mempunyai efek samping pada kehamilan berikut (hal ini jarang terjadi).
Beberapa wanita mungkin ingin hamil langsung setelah suatu abortus inkomplit. Ibu ini sebaiknya diminta untuk menunda kehamilan berikut sampai ia benar-benarpulih. Untuk ibu dengan riwayat abortus tidak aman, konseling merupakan hal yang penting. Jika kehamilan tersebut merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, beberapa metode kontrasepsi dapat segera dimulai (dalam waktu 7 hari) dengan syarat:
a.    Tidak terdapat komplikasi berat yang membutuhkan penanganan lebih lnjut
b.    Ibu menerima konseling dan bantuan secukupnya dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai.

1.7         Kontrasepsi Pasca Aborsi
metode
Waktu aplikasi
Keterangan
Kondom
Segera
Efektivitas tergabung dari tingkat kedisiplinan pasien dapat mencegah PMS
Pil Hormonal
Segera
Cukup efektif tetapi perlu ketaatan pasien untuk minum pil secara teratur
Suntikan
Segera
Konseling untuk pilihan hormon tunggul atau kombinasi
Implan
Segera
Jika pasangan tersebut mempunyai satu anak atau lebih dan ingin kontrasepsi jangka panjang
AKDR
Segera atau setelah kondisi pasien pulih kembali
Tunda insersi jika Hb kurang dari 7g/dl (anemia) atau jika dicurigai adanya infeksi
tubektomi
Segera
Sesuai untuk pasangan yang ingin menghentikan fertilitas. Jika dicurigai adanya infeksi, ttunda prosedur sampai keadaan jelas. Jika Hb kurang dari 7g/dl, tunda sampai anemia telah diperbaiki sediakan metode alternatif (seperti kondom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar