KESEHATAN
REPRODUKSI REMAJA
1.
Program
Kesehatan Reproduksi Remaja
Adapun beberapa upaya yang
dilakukan adalah Advokasi, promosi, KIE dan konseling dalam kesehatan
reproduksi remaja.
Program
Pemerintah
a.
Ceria (Cerita
Remaja Indonesia). BKKBN
b.
Program
Kesehatan Peduli Remaja
c.
Unit Kesehatan
Sekolah
Program
LSM
a.
Program Bina
Anaprasa, dirintis pada tahun 1979 oleh Prof. DR.M
b.
Program
Intervensi Perubahan Perilaku. Depkes
c.
Pusat Informasi
dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (PIPR/ Youth centre)
d.
Woments Crisis
Center. 1993. (8)
2.
Kenapa
Masa Remaja Penting ?
Karena pada remaja ini mengalami
masa transisi, menurut Gunarsa (1987) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai
berikut :
a.
Transisi fisik
berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda
dengan anak-anak, tetapi belum sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang
dewasa. Hal ini menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap
masyarakat yang konsisten.
b.
Transisi dalam
kehidupan emosi
Perubahan hormonal dalam tubuh
remaja berhubungan erat dengan peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering
memperlihatkan ketidakstabilan emosi,
c.
Transisi dalam
kehidupan sosial
Lingkungan teman sebaya mulai
memegang peran penting dengan melepaskan ikatan dengan keluarga dengan maksud
upaya remaja untuk mandiri.
d.
Transisi dalam
nilai-nilai moral
Remaja mulai meninggalkan
nilai-nilai yang dianutnya dan menuju nilai-nilai yang dianut orang dewasa.
e.
Transisi dalam
pemahaman
Remaja mengalami perkembangan
kognitif yang pesat sehingga mulai mengembangkan kemampuan berfikit abstrak.(1)
3.
Ciri-ciri
perkembangan remaja
a.
Perkembangan
sosial
Menyesuaikan
diri dengan peran-peran dewasa dan melepaskan diri dari peran-peran sebagai
anak-anak.
b.
Perkembangan
emosi
Emosi yang
muncul sudah bervariasi, bahkan kadang bercampur-baur antara dua emosi yang
(sebenarnya) bertentangan. Misalnya, benci dan sayang dalam satu waktu.
Mulai muncul ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi (sayang, cemburu, dan sebagainya).
Mulai muncul ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi (sayang, cemburu, dan sebagainya).
c.
Perkembangan
konsep diri
Salah satu ciri dari perkembangan
konsep diri kita sebagai remaja ialah cenderung negatif antara lain karena
berkembangnya fisik yang cukup drastis, kadang juga kurang proporsional (badan
memanjang tapi kurus, bulat gemuk, dan sebagainya), merasa selalu diperhatikan
orang lain atau menjadi pusat perhatian orang lain, memiliki aspirasi yang
tinggi tentang segala hal.
d.
Perkembangan
kognitif
Dalam perkembangan ini perilaku
yang muncul, misalnya kritis (segala sesuatu harus rasional dan jelas), rasa
ingin tahu yang kuat (perkembangan intelektual kita merangsang untuk harus
mengetahui segala sesuatu, dalam tahap ini muncul keinginan untuk
bereksplorasi) dan egosentris (segala sesuatu masih dilihat dari sudut
pandangannya).(2)
4.
Perubahan
fisik dan jiwa remaja
Terjadi
pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termaksud pertumbuhan organ-organ
reproduksi ( organ seksual } untuk mencapai kematangan , sehinga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dg munculnya
tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tanda –
tanda seks primer, yaitu : yg berhubungan langsung dg organ seks :
- terjadi
haid pada remaja putri ( menarche)
- terjadinya
mimpi basah padaremaja laki-laki
2. Tanda –
tanda seks sekunder.(5)
Pada
remaja laki-laki
|
Pada remaja putri :
|
1.
Terjadi perubahan suara
2.
Tumbuhnya jakun
3.
Penis dan buah zakar bertambah
4.
Terjadinya erasi dan ejakulasi
5.
Dada lebih lebal dan badan berotot
6.
Tumbuhnya kumis, jambang dan
rambut disekitar kemaluan.
|
1.
Pingul melebar
2.
Pertumbuhan rahim dan vagina
3.
Payudara membesar
4.
Tumbuhnya rambut dan ketiak
berserta kemaluan
|
Sedangkan
ciri-ciri kejiwaan dan psikososial
remaja adalah sebagai berikut :
1.
Usia remaja muda
(12-15 tahun)
a.
Sikap protes
terhadap orangtua, mereka berusaha mencari identitas mereka yang seringkali
disertai menjauhkan diri dari orangtuanya dan lebih melihat tokoh-tokoh diluar
lingkungan keluarganya.
b.
Preokupsi dengan
badam sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini
mengalami perubahan yang cepat sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi
perhatian khusus bagi diri remaja.
c.
Kesetiakawanan
dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini
merasakan keterikatan dan kebersamaan dengan teman seusia
d.
Kemampuan untuk
berfikir secara abstrak
e.
Perilaku yang
labil dan berubah-ubah
2.
Usia remaja
penuh (16-19 tahun)
a.
Kebebasan dari
orangtua
b.
Ikatan terhadap
pekerjaan atau tugas
c.
Pengembangan
nilai moral dan etis yang mantap, remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan
etis sesuai dengan cita-cita
d.
Pengembangan
hubungan pribadi yang labil
e.
Penghargaan
kembali pada orangtua dalam kedudukan yang sejajar (Arifin, 2003). (1)
3.
Pengaruh
buruk akibat hubungan seks pra nikah bagi para remaja
a.
Efek Relasional
Seks pranikah dapat menyebabkan
stres emosi, ketidakpercayaan, penyesalan, dan kekosongan.
b.
Efek Fisik
Penyakit menular seksual sering
ditularkan ketika pasangan telah memiliki banyak pasangan seksual. Kehamilan
selalu menjadi kemungkinan, bahkan ketika menggunakan kontrasepsi. Menurut
studi yang dilakukan pada tahun 2008, pasangan yang tinggal bersama sebagai
suami istri sebelum menikah berada pada risiko perceraian yang lebih besar.
c.
Efek Perkawinan
Sepasang suami-istri juga bisa
lebih mungkin mengalami masalah jika satu atau keduanya aktif secara seksual
sebelum menikah. Pasangan dengan beberapa mitra seksual masa lalu mungkin
menemukan diri mereka membandingkan kehidupan seks perkawinan mereka dengan kehidupan
seks pranikah mereka, yang sering menimbulkan ketidakpuasan.(3)
4.
Kaitan
kesehatan remaja dengan kesehatan reproduksi remaja
Berikut
keadaan yg berpengaruh buruk terhadap kesehatan remaja termaksud kesehatan
reproduksi remaja :
a.
Masalah gizi
b.
Masalah pendidikan
c.
Masalah lingkungan dan pekerjaan
d.
Masalah seks dan seksualitas
e.
Masalah kehatan reproduksi remaja.(5)
5.
Masalah-masalah
kesehatan remaja
a.
Jerawat dan Penyakit Kulit lainnya
b.
Kelainan Mata
Pada remaja sering dijumpai kelainan penglihatan berupa rabun jauh, rabun
dekat ataupun astigmatisma. Kelainan-kelainan ini disebabkan oleh berkurangnya
kemampuan mata untuk berakomodasi
c.
Infeksi Menular seksual dan HIV/AIDS
d.
Kehamilan Tidak Dinginkan dan Aborsi
e.
Merokok
f.
Ketergantungan NAPZA dan Bahaya
Alkohol
g.
Kecelakaan/ Trauma
h.
Malnutrisi
i.
Kesehatan Mental
j.
Kekerasan.(4)
6.
Membina
kesehatan reproduksi remaja
Pembekalan pengetahuan yg diperlukan remaja meliputi :
1.
Perkembangan fsik, kejiwaan dan
kemitangan seksual remaja
2.
Proses reproduksi yg bertangung
jawab
3.
Pergaulan yg sehat antara remaja
laki-laki dan perempuan
4.
Persiapan pra nikah
5.
Kehamilan dan persalinan dan cara
percengahannya.(5)
7.
Pengetahuan
yang diperlukan remaja dalam kesehatan reproduksi
Pembekalan pengetahuan yang
diperlukan remaja meliputi :
a.
Perkembangan
fisik , kejiwaan dan kematangan seksual remaja. Ini akan memudahkan remaja
untuk memahami serta mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya.
b.
Proses
reproduksi yang bertanggung jawab. Jadi remaja perlu mengendalikan naluri
seksualnya dan menyalurkan menjadi kegiatan yang positif, seperti olahraga dan
mengembangkan hobi yang membangun.
c.
Pergaulan yang
sehat anatara remaja laki-laki dan perempuan serta kewaspadaan terhadap masalah
remaja yang banyak ditemukan.
d.
Persiapan
pranikah
Informasi tentang hal ini
diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara mental dan emosional dalam
memasuki kehidupan berkeluarga.
e.
Kehamilan dan
persalinan serta cara pencegahannya untuk persiapan remaja pria dan wanita
memasuki kehidupan berkeluarga di masa depan.(9)
8.
Hambatan
terhadap kesehatan reproduksi remaja
a.
Kurangnya pengetahuan dan informasi
Remaja kurang
pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi reproduksi, bagaimana
terjadinya hamil dan STI, bagaimana mencegahnya dan dimana mendapatkan
perlindungan.
b.
Kurangnya akses terhadap pelayanan dan program
Remaja tidak
punya atau memiliki sedikit uang untuk membayar pelayanan, kurang sarana
transportasi atau tidak tahu bagaimana menggunakan pelayanan tersebut
c.
Terbatas karena hambatan sosial dan psikologis
1)
Remaja takut untuk mengatakan bahwa mereka sudah melakukan seksual aktif
2)
Mereka memiliki gambaran yang tidak realistis tentang kehamilan dan STI
3)
Meraka khawatir bahwa kontrasepsi akan merusak kesehatannya dan
kesuburannya kelak
4)
Mereka mudah terkena kekerasan dan pelecehan.(5)
9.
Melibatkan
wanita dalam pengembilan keputusan
Cara melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan :
a.
Memberikan informasi yang
selengkap-lengkapnya tentang permasalahan yang sesuai kebutuhan.
b.
Memberikan pandangan-pandangan tentang
akibat dari keputusan apapun yang akan diambilnya
c.
Meyakinkan ibu untuk bertanggunggjawab
terhadap keputuasan yang akan diambilnya
d. Pastikan bahwa keputusan yang diambil ibu
adalah yang terbaik
e. Memberi dukungan pada ibu atas keputusan
yang diambilnya.(6)
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kusmiran, Eny.
2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.
Dikutip pada
tanggal 16 April 2013
3.
Catur Prastya.
(11-02-2012). Dampak Seks Pra Nikah Kaum Remaja. http://www.lensaindonesia.com/2013/02/11/dampak-seks-pra-nikah-kaum-remaja.html.
Dikutip pada tanggal 16 April 2013
4. (04 September 2012). Masalah kesehatan remaja.http://informasi-kesehatan-remaja.blogspot.com/2012/09/masalah-kesehatan-remaja.html 04 September 2012
Dikutip
pada tanggal 16 April 2013
Dikutip pada
tanggal 16 April 2013
Dikutip pada
tanggal 16 April 2013
Dikutip pada tanggal
16 April 2013
Dikutip pada tanggal 16 April 2013
9.
Widyastuti, Yani.
Rahmawati, Anita. Eka Purnamaningrum, Yuliasti. 2009. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta : Fitramaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar